Gubuk Berkisah

Gubuk Berkisah

Catatan Bujangan Tambun - 1st Week : Revolution from My Bed

Ilustrasi. (pixabay.com)


GUBUKBERKISAH.MY.ID- Akhirnya saya pun berkesempatan untuk mengisi kembali blog pribadi yang lama tak terjamah ini. Blog yang awalnya saya dedikasikan untuk berbagi pengalaman seputar dunia kepramukaan dan aktivitas berkegiatan di alam terbuka ini ujung-ujungnya juga jadi tempat berkisah apa saja yang memang perlu saya tulis. 

Di akhir bulan September 2023 lalu, entah apa yang menyambar pemikiran saya untuk mulai kembali berolahraga. Ya, wajar saja, badan yang sudah lama tak terbina ini sudah hampir 3 tahun tidak berolahraga. Saya sendiri merasa, selama jarang berolahraga tubuh menjadi cepat lelah dan suntuk. 

Awalnya saya termotivasi dari sebuah serial drama. Wajar, di minggu-minggu senggang saya memang kerap marathon untuk menonton drama seri besutan CBS berjudul "Seal Team Six" itu. Melihat postur anggota DEVGRU (semacam Denjaka-nya US) yang keren-keren itu, ditambah Battle Dress Uniform yang matching kok kayanya saya perlu untuk membentuk tubuh seperti mereka. 

Akhirnya pada tanggal 25 September 2023, saya pun mulai mencoba untuk bergerak. Hari pertama saya habiskan dengan melakukan Intermitent Fasting selama 12 jam dan jendela makan yang juga sama 12 jam. Mudah banget? Saya memang belum berani untuk terlalu jauh, atau dalam bahasa Jawa disebut "ndadak". Sebetulnya saya kuat-kuat saja kalau harus IF dengan puasa selama 16 jam (jendela makan 8 jam doang). Tapi berdasar pengalaman saya, hal itu tidak akan bertahan lama karena tubuh saya seakan mengasosiasikan kalau itu menyiksa. 

Ya sudah, saya mulai dari yang mudah saja dulu. Selanjutnya saya pun mulai melakukan workout tipis-tipis selama 10 menit. Gerakan yang 2 tahun lalu sangat familiar, kini asing dan perlu banyak penyesuaian kembali. Yups, hari pertama pun kulalui dengan senang dan tanpa rasa tersiksa. 

Hari kedua, saya mulai berani untuk mengambil jendela makan lebih sempit. Saya berbuka jam 9 pagi dan menutupnya di jam 18 sore. Itu pun berhasil dan lagi-lagi ditambah workout tipis selama 10 menit. Hari kedua lancar jaya. 

Di hari Rabu, saya masih melakukan hal yang sama seperti hari sebelumnya. Tapi di hari selanjutnya, saya hanya melakukan puasa dengan jendela makan selama 8 jam saja. Ini menjadi momen pertama saya melakukan Intermitent Fasting tanpa rasa tersiksa sekalipun harus berpuasa 16 jam. 

Namun di hari Jumat, saya kembali melakukan bodyweight training dengan intensitas yang lebih tinggi. Malamnya, nyeri DOMS menyerbu sekujur tubuh saya. Rasa pegal dan linu itu harus saya terima semalaman penuh hingga keesokan paginya. 

Pada hari Sabtu, saya juga berpuasa selama 14 jam saja, dengan berbuka di jam 7 pagi. Sebelum berbuka saya berolahraga kembali dengan intensitas yang sama seperti hari sebelumnya. Duh, malamnya rasa nyeri semakin menjadi. Bahu, kaki, dan tangan rasanya seperti habis dihantam kontainer. 

Anehnya, di akhir pekan, tepatnya Minggu pagi, sekujur tubuh saya malah segar bugar. Rasa nyeri hilang, dan semuanya kembali seperti semula. Hari Minggu pun saya tidak berolahraga. Saya hanya melakukan IF selama 10 jam. 

Secara umum pada minggu pertama ini, saya hanya menemui kendala di hari Jumat dan Sabtu. Entah kenapa nyeri DOMS kali ini lebih sakit daripada sebelumnya. Mungkin, karena intensitas yang sedikit naik, tubuh saya perlu menyesuaikan diri lagi. Lagi pula, otot-otot ini sudah lama juga tak diajak bekerja keras. 

Demikian catatan bujangan tambun minggu pertama ini. Saya akan menulis terus hingga tubuh ideal saya kembali seperti dulu waktu jaman Catar (calon taruna, hehehehe). Saat catatan ini ditulis, saya sudah memasuki minggu kedua melakukan aktivitas menyehatkan itu. Sampai jumpa di catatan minggu kedua!.*** 

Posting Komentar

0 Komentar