Kepedulian dianggap menganggu
Kritis dianggap kiri dan melawan
Kader menjadi apatis dan jenuh hingga keluar
Nasib baik masih mau aktif membina di satuan
Mayoritas memilih berhenti daripada "kecemplung" kolam panas
Sebagian kecil lainnya memilih untuk hanyut
Melebur diri pada budaya-budaya kotor
Wajahnya cukup tebal untuk diberi cap brengsek
Kebanggaannya tinggi meski tak punya malu jadi pembantu di rumah sendiri
Era perlawanan akan segera berakhir
Menjadi oposisi bagi Gen Z rupanya buat bulu kuduk merinding
Takut dirinya kehilangan legasi
Alih-alih ikut berpikir, "tembelan" baju dan goda jadi mudah disetir
Ah payah, malu sama hasdukmu!
Lebih baik lepas saja itu
Orang muda suka berkarya
Hanya jadi kiasan belaka
Rumahnya amburadul hancur dari pondasi hingga atapnya
Kader muda hanya peduli dengan tali pusarnya
Terlalu naif untuk berani maju memerangi kekeliruan
Sebagian mereka yang lantang memprotes
Gugur dengan sendiri karena "super power" yang membuat kicauan mereka hanya sebatas keramaian dunia
Bukannya tengah mengglorifikasi atau mencari justifikasi
Orang-orang sebangsa saya terbilang cukup aneh dapat bertahan di kubangan busuk sejauh ini
Orang-orang sebangsa saya terbilang cukup aneh dapat bertahan di kubangan busuk sejauh ini
Berusaha menjadi terang dalam gelap temaram
Berjuang menjadi api unggun di tengah kegelapan malam
Meski keadilan sepertinya jauh dari mata
Tapi nurani masih membimbing kita hingga dapat menjadi seperti sekarang
Saya tidak akan berhenti sampai disini untuk terus berkicau
Walau telinga pemangku kebijakan itu mendengar, sepertinya orang tuli sekalipun jauh lebih paham daripada mereka
Salam pandu
Dari kadermu yang tak kau hiraukan
0 Komentar