Gubuk Berkisah

Gubuk Berkisah

Ngrasani 'Prahara' Politik dan Gonjang-Ganjing Kepanduan Kita



GUBUKBERKISAH.MY.ID- Politik mungkin menjadi sesuatu yang "saru" alias tabu dibahas dalam aktivitas kepanduan. Senada dengan asas dasarnya yang termaktub di dalam UU Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, yakni sukarela nonpolitis. 

Meski demikian, mendekati 2024, para pandu secara tidak langsung akan masuk dalam suatu kondisi pesta demokrasi. Bukan soal memilih kepala negara atau membangun koalisi, gerakan kepanduan nasional Indonesia, Pramuka, juga akan melangsungkan "aktivitas politiknya" di akhir tahun 2023 ini. 

Munas alias Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang akan dihelat pada bulan Desember mendatang di Aceh akan menjadi saksi aktivitas politik internal organisasi kepanduan nasional ini. 

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, mengingat "tahun politik" para pandu di medio ini sempat mengalami prahara yang cukup panas. 

Ditandai dengan buruknya hubungan Kwartir Nasional dengan Kwartir Daerah Jawa Timur, hingga "pemecatan" andalan nasional yang dilakukan di luar regulasi semakin memperparah kondisi mendekati Munas akhir 2023 mendatang. 

Hanya tinggal menghitung hari, siapa yang akan menjadi nahkoda dari kapal besar bernama Gerakan Pramuka ini. 

Panasnya situasi yang meradang tanpa diobati, hemat saya akan menimbulkan percikan api bak kilat sambaran batu untuk membuat perapian. 

Kwartir Nasional, yang membekukan atau tidak menyetujui, atau apalah itu yang intinya membuat sempit pergerakan Kwarda Jatim cukup membuat banyak pandu geram. 

Isu berkembang, apa yang menjadi problem di balik itu semua adalah keterkaitan dengan "politik" bernegara. 

Alih-alih berpikir untuk kemajuan generasi bangsa, orang-orang berhasduk yang memiliki jabatan di pusat itu seakan tunarungu dan membiarkan Jawa Timur seolah-olah menjadi anak tiri. 

Terus terang saya sedih. Menoleh ke belakang saat perhelatan Jamnas XI 2022 lalu, saya rasa adalah penyelenggaraan Jambore Nasional yang "garing". 

Ketidakhadiran Presiden saat pembukaan dan isu buruknya hubungan Kemenpora dengan Gerakan Pramuka pun semakin membesarkan tanda tanya di benak saya. 

Ada apa dengan pusat? Lantas, bagaimana mengurusi jumlah pandu yang banyak, yang tentu perlu diayomi sebagaimana ayah merawat anak. 

Ada pula isu masalah produksi KTA. Hal ini juga menggelinding menjadi bola liar yang memperburuk situasi internal GP mendekati Munas Aceh 2023 nanti. 

Entahlah siapa yang menjadi top one scouts nanti, saya cuman bisa menengadah tangan dan kepala sambil berdoa pada Tuhan, kiranya segera berbenah organisasi pandu saya ini ditangan pemimpin baru yang berasal dari kalangan sendiri. 

Posting Komentar

0 Komentar